Oleh :Mahfud Achyar
Jalan ini, dulu aku menganggapnya sebagai suatu yang memalukan.
Masih lekat dalam ingatanku, ketika aku bersama teman-temanku mengejek
mereka. Bagiku mereka, terlalu kuno dan primitif. Aku merasa jauh lebih
modern dan hebat dengan segala aktivitas yang kujalani. Namun entah
mengapa, akhirnya aku menerima uluran tangan mereka. Aku lupa, apa
alasan kuat yang mengubah jalan pikir dan cara pandangku.
Kebaikan, itulah alasannya. Dengan kerendahan hati, aku pun memilih bersama mereka. Alasannya sangat sederhana, aku merasa nyaman dan tentram bersama mereka. Sejak mengenal mereka dan mengikuti ragam aktivitas mereka, aku merasa bersemangat. Banyak hal yang berubah dalam hidupku. Mulai dari cara pandangku, sikapku, dan motivasi hidupku. Jalan itu telah membawaku menjadi manusia yang baru. Di sini, aku belajar menjadi seorang yang lebih baik. Di sini, aku menemukan orang-orang yang tidak hanya sebatas sahabat. Mereka adalah saudara-saudaraku.
Kebaikan, itulah alasannya. Dengan kerendahan hati, aku pun memilih bersama mereka. Alasannya sangat sederhana, aku merasa nyaman dan tentram bersama mereka. Sejak mengenal mereka dan mengikuti ragam aktivitas mereka, aku merasa bersemangat. Banyak hal yang berubah dalam hidupku. Mulai dari cara pandangku, sikapku, dan motivasi hidupku. Jalan itu telah membawaku menjadi manusia yang baru. Di sini, aku belajar menjadi seorang yang lebih baik. Di sini, aku menemukan orang-orang yang tidak hanya sebatas sahabat. Mereka adalah saudara-saudaraku.
Aku pun sadar, persaudaraan itu bukan hanya karena hubungan nasab
atau hubungan darah. Lebih dari itu, saudara adalah orang yang memiliki
keterikatan yang lebih besar dibandingkan hubungan darah. Adalah ikatan
keimanan yang membuat kita saling menyayangi, mengasihi, dan mencintai.
Ikatan keimanan karena Allah. Setiap hari, aku berusaha menjadi lebih
baik. Menjadi muslim yang memahami Islam secara kaffah. Walaupun
kuakui, itu tidak mudah. Jiwa pemberontakku masih sangat mendominasi.
Kadang, aku ingin menjadi manusia bebas seutuhnya tanpa diikat oleh
aturan mana pun.
Ah, dunia memang terlalu melenakan. Lintasanya pikiran yang ada di benakku hanya dunia, dunia, dan dunia. Aku terlalu berambisi untuk meraih segala prestasi keduniaan. Sementara, prestasi akhirat sama sekali tidak menjadi prioritasku. Ya Tuhan, maafkanlah hamba-Mu yang lemah ini.
Ah, dunia memang terlalu melenakan. Lintasanya pikiran yang ada di benakku hanya dunia, dunia, dan dunia. Aku terlalu berambisi untuk meraih segala prestasi keduniaan. Sementara, prestasi akhirat sama sekali tidak menjadi prioritasku. Ya Tuhan, maafkanlah hamba-Mu yang lemah ini.
Aku memang tidak berakselarasi seperti teman-temanku. Progresku
memang lambat. Namun, aku selalu bersyukur. Aku merasa jauh lebih baik
dibandingkan masa dulu. Masa yang membuatku malu pada semesta ini. Aku
berjanji dan berkomitmen, suatu saat aku akan seperti mereka. Bahkan
bisa jadi aku jauh lebih baik dibandingkan saat ini. Rabbi, izinkanlah
hamba untuk menjadi hamba yang special karena kebaikan cinta-Mu. Amin.
Tujuh tahun sudah aku di jalan ini. Hingga detik ini, aku hanya bisa
melaporkan bahwa progressku memang tidak terlalu signifikan.
Naudzubillah, semoga aku tidak termasuk menjadi orang-orang yang merugi.
Rentang waktu yang cukup lama, membuatku semakin dewasa dalam
menapaki jalan ini. Banyak goncangan keimanan yang sempat membuatku
bimbang. Tetap bertahan atau memilih menjadi pecundang? Berbagai alasan
pun menguap menjadi tumpu proses kedewasaanku. Rabbi, sering kali hati
ini sulit untuk dikondisikan. Rasa kecewa, kesal, marah, dan penyakit
hati lainnya kerap kali menggoyahkan komitmenku di jalan ini. Sempat
terlintas untuk balik kanan, memutuskan pergi bersama teman-teman yang
sudah terlebih dahulu menghentikan langkahnya.
Jujur, bagiku jalan ini seperti tidak ada ujungnya. Sangat panjang
dan tidak mudah untuk aku dan teman-temanku bertahan. Namun, ada hal
yang membuatku yakin untuk tetap memilih di jalan ini. Suatu saat, aku
yakin akan menemukan seberkas cahaya. Maaf, kurasa bukan hanya
seberkas, melainkan cahaya yang mengalahkan semua kegelapan yang selama
ini membayang-bayangiku dari belakang. Aku yakin dengan jalan ini.
Jalan ini semakin menyesakkan dada, menguras keringat, dan
mempertaruhkan banyak sekali pengorbanan. Termasuk mereka—orang-orang
yang dulu sempat beriringan denganku. Mereka mungkin terlalu lelah,
penat, dan bosan di jalan ini. Wallahu’alam. Itu hanya dugaanku saja.
Rabbi, aku ingin katakan, aku ingin mereka masih bersama kami. Melewati
masa-masa sulit hingga janji-Mu benar-benar sudah tampak. Tapi aku
takkuasa. Karena Engkaulah yang membolak-balikkan hati hamba manusia.
Aku hanya bisa berdoa suatu saat mereka akan kembali lagi bersama kami.
Aku ingin meyakini mereka bahwa jalan ini, insyaAllah jalan kebaikan.
Aku ingin mereka mendengar penjelasanku. Aku ingin mereka tetap
bertahan. Aku ingin menyudahi jalan ini bersama mereka di titik finish.
Oleh sebab itu ya Rabb, genggamlah hati mereka, izinkanlah mereka
kembali bersama kami di jalan ini. Aku mohon pada-Mu.
Aku juga khawatir pada diriku sendiri. Apakah aku masih bisa
bertahan di jalan ini. Aku memohon dengan sangat pada-Mu, izinkan aku
tetap menapaki jalan yang Engkau ridhoi ini. Aku mohon pada-Mu. Aku
ingin terus di sini sembari memperbaiki apa yang harus kuperbaiki.
Menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan di sana. Aku rindu
bertemu dengan Rasul-Mu, para sahabat, tabi’in, orang-orang sholeh, dan
mereka yang kucintai karena Allah. Aku tahu, engkau telah menyiapkan
hadiah terbaik di syurga sana. Bidadari-bidadari nan cantik jelita,
kesejahteraan tiada tara, dan kenikmatan bisa bertemu dengan-Mu. Namun
aku harus akui Rabb, kadang janji-Mu yang sungguh nyata itu tidak
kurespon dengan baik. Maafkan aku ya Rabb.
Di bulan syawal yang penuh kebaikan ini, aku memohon pada-Mu,
izinkanlah aku tetap istiqomah di jalan ini. Hingga aku benar-benar
tahu bahwa aku termasuk orang-orang yang beruntung. Amin.
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini
telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu
untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru di jalan-Mu, dan
berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan
pertaliannya, Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah
jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup,
lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal
kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan
syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong. Amin. Dan semoga shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan kepada semua
sahabatnya.”
sumber: eramuslim