Kali ini sepenggal kisahnya kaum Anshar pasca perang Hunain (redaksi
dari buku "Yang Tegar di Jalan Da'wah"-nya Cahyadi Takariawan dengan
sedikit ringkasan)...
====================
Saat kaum Anshar mulai merasa iri dengan apa yang Rasulullah berikan dari ghanimah kepada banyak kaum mu'allaf dari kalangan kerabat Quraisy setelah Fathu Mekah. Keluar dari lisan mereka, "Mudah2an Allah memberikan ampunan kepada Rasul-Nya, karena beliau telah memberi kepada orang Quraisy dan tak memberi kepada kami, padahal pedang2 kami menitikkan darah mereka." Ada juga yang mengatakan, "Rasulullah sekarang telah menemukan kembali kaum kerabatnya."
Setelah isu itu mulai ramai, Rasulullah meminta kaum Anshar berkumpul dan inilah dialog di antara Rasulullah dan mereka...
R : Apakah ucapan kalian yang telah sampai kepadaku?
A : Ya Rasulullah, para ketua kami tidaklah mengatakan sesuatupun. Hanya kami, para pemuda, yang berkata begini dan begitu
R : Hai orang Anshar, bukankah aku datang kepada kalian, sedang kalian dalam kesesatan, lalu Allah memberi petunjuk kepada kalian dengan perantaraanku? Dan kalian dalam kepapaan, lalu Allah memberi kemampuan kepada kalian karena aku? Dan dulu kalian bermusuhan, lalu Allah mempersatukan kalian karena aku?
A : Benar, Allah dan Rasul-Nya amat pemurah dan mengaruniai!
R : Tidakkah kalian menjawab aku, wahai kaum Anshar?
A : Dengan apa lagi kami harus menjawab engkau, Ya Rasulullah, padahal bagi Allah dan Rasul-Nya semua kemurahan dan keutamaan?
R : Apakah yang menghalangimu menjawab Rasulullah?
A : Ya Rasulullah, engkau mendapati kami tengah dalam kegelapan, lalu Allah mengeluarkan kami kepada cahaya lantaran engkau. Dan engkau mendapati kami tengah di tepi jurang api neraka, lalu Allah menyelamatkan kami lantaran engkau. Dan engkau mendapati kami dalam kesesatan, lalu Allah menunjuki kami lantaran engkau. Maka dari itu, kami telah ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai din kami, dan Muhammad sebagai nabi. Maka berbuatlah sekehendakmu karena engkau adalah kehalalan, Ya Rasulullah
R : Demi Allah, sekiranya mau, tentu kalian berkata, pasti dibenarkan: Bukankah engkau (Rasulullah) datang kepada kami dalam keadaan didustakan, lalu kami yang membenarkanmu. Bukankah engkau dihinakan, lalu kami menolongmu. Engkau datang sebagai orang terusir, lalu kami melindungimu. Engkau dalam keadaan miskin, lalu kami memberi kemampuan kepadamu. Engkau datang sebagai orang yang takut, lalu kami membuatmu aman. Apakah kalian dapati pada diri kalian, sekelumit dari hal dunia; dimana aku akan menjinakkan satu golongan dengan sekelumit keduniaan itu agar mereka masuk Islam, sedangkan aku menyerahkan kalian pada keislaman kalian yang teguh?
A : Benar, Ya Rasulullah, kami sungguh telah ridha
R : Hai kaum Anshar! Tidakkah kalian rela bahwa orang-orang pergi dengan membawa kambing dan unta, sedangkan kalian kembali dengan membawa Rasulullah ke tempat tinggal kalian? Demi Dzat Yang Muhammad di tanganNya, jika bukan karena hijrah, tentu aku menjadi golongan Anshar! Jika sekiranya orang-orang menempuh lembah dan tepi gunung, sedang orang Anshar menempuh lembah dan tepi gunung yang lain, niscaya aku akan menempuh jalan yang dilalui orang Anshar
Setelah itu, mereka mencucurkan air mata karena cinta kepada Rasulullah sampai janggut-janggut mereka basah. Adakah prasangka negatif lagi mereka setelah mendapat pernyataan cinta dari Rasulullah? Apakah mereka masih berpikir untuk mendapatkan ghanimah? Jika di hati mereka tidak ada cinta kepada Rasulullah, tentu mereka akan berpikir bahwa Rasulullah mencari-cari alasan saja dan mereka akan tetap menuntut hak ghanimah mereka. Tapi karena ada cinta yang tulus dan murni yang Allah karuniakan ke dalam hati mereka, maka mereka bisa menerima dengan ikhlas dan penuh syukur dengan apa yang Rasulullah perbuat...
--
cinta yang lurus itu adalah realisasi dari "radhitu billahi rabba, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula..." dan tak pernah bertentangan dengannya.
====================
Saat kaum Anshar mulai merasa iri dengan apa yang Rasulullah berikan dari ghanimah kepada banyak kaum mu'allaf dari kalangan kerabat Quraisy setelah Fathu Mekah. Keluar dari lisan mereka, "Mudah2an Allah memberikan ampunan kepada Rasul-Nya, karena beliau telah memberi kepada orang Quraisy dan tak memberi kepada kami, padahal pedang2 kami menitikkan darah mereka." Ada juga yang mengatakan, "Rasulullah sekarang telah menemukan kembali kaum kerabatnya."
Setelah isu itu mulai ramai, Rasulullah meminta kaum Anshar berkumpul dan inilah dialog di antara Rasulullah dan mereka...
R : Apakah ucapan kalian yang telah sampai kepadaku?
A : Ya Rasulullah, para ketua kami tidaklah mengatakan sesuatupun. Hanya kami, para pemuda, yang berkata begini dan begitu
R : Hai orang Anshar, bukankah aku datang kepada kalian, sedang kalian dalam kesesatan, lalu Allah memberi petunjuk kepada kalian dengan perantaraanku? Dan kalian dalam kepapaan, lalu Allah memberi kemampuan kepada kalian karena aku? Dan dulu kalian bermusuhan, lalu Allah mempersatukan kalian karena aku?
A : Benar, Allah dan Rasul-Nya amat pemurah dan mengaruniai!
R : Tidakkah kalian menjawab aku, wahai kaum Anshar?
A : Dengan apa lagi kami harus menjawab engkau, Ya Rasulullah, padahal bagi Allah dan Rasul-Nya semua kemurahan dan keutamaan?
R : Apakah yang menghalangimu menjawab Rasulullah?
A : Ya Rasulullah, engkau mendapati kami tengah dalam kegelapan, lalu Allah mengeluarkan kami kepada cahaya lantaran engkau. Dan engkau mendapati kami tengah di tepi jurang api neraka, lalu Allah menyelamatkan kami lantaran engkau. Dan engkau mendapati kami dalam kesesatan, lalu Allah menunjuki kami lantaran engkau. Maka dari itu, kami telah ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai din kami, dan Muhammad sebagai nabi. Maka berbuatlah sekehendakmu karena engkau adalah kehalalan, Ya Rasulullah
R : Demi Allah, sekiranya mau, tentu kalian berkata, pasti dibenarkan: Bukankah engkau (Rasulullah) datang kepada kami dalam keadaan didustakan, lalu kami yang membenarkanmu. Bukankah engkau dihinakan, lalu kami menolongmu. Engkau datang sebagai orang terusir, lalu kami melindungimu. Engkau dalam keadaan miskin, lalu kami memberi kemampuan kepadamu. Engkau datang sebagai orang yang takut, lalu kami membuatmu aman. Apakah kalian dapati pada diri kalian, sekelumit dari hal dunia; dimana aku akan menjinakkan satu golongan dengan sekelumit keduniaan itu agar mereka masuk Islam, sedangkan aku menyerahkan kalian pada keislaman kalian yang teguh?
A : Benar, Ya Rasulullah, kami sungguh telah ridha
R : Hai kaum Anshar! Tidakkah kalian rela bahwa orang-orang pergi dengan membawa kambing dan unta, sedangkan kalian kembali dengan membawa Rasulullah ke tempat tinggal kalian? Demi Dzat Yang Muhammad di tanganNya, jika bukan karena hijrah, tentu aku menjadi golongan Anshar! Jika sekiranya orang-orang menempuh lembah dan tepi gunung, sedang orang Anshar menempuh lembah dan tepi gunung yang lain, niscaya aku akan menempuh jalan yang dilalui orang Anshar
Setelah itu, mereka mencucurkan air mata karena cinta kepada Rasulullah sampai janggut-janggut mereka basah. Adakah prasangka negatif lagi mereka setelah mendapat pernyataan cinta dari Rasulullah? Apakah mereka masih berpikir untuk mendapatkan ghanimah? Jika di hati mereka tidak ada cinta kepada Rasulullah, tentu mereka akan berpikir bahwa Rasulullah mencari-cari alasan saja dan mereka akan tetap menuntut hak ghanimah mereka. Tapi karena ada cinta yang tulus dan murni yang Allah karuniakan ke dalam hati mereka, maka mereka bisa menerima dengan ikhlas dan penuh syukur dengan apa yang Rasulullah perbuat...
--
cinta yang lurus itu adalah realisasi dari "radhitu billahi rabba, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula..." dan tak pernah bertentangan dengannya.