Ibnu ‘Ajibah mengatakan, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian
orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah
mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka.
Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang
mengatakan, “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia,
syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”[1]”
Lihatlah apa yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shidiq tatkala beliau
dipuji oleh orang lain. Beliau–radhiyallahu ‘anhu- pun berdo’a, : .......
اللَّهُمَّ
أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ
يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi
nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom
mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy
bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui
keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan
diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih
baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka
tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka][2]
Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com